Tepat pukul 06.55 WIB bell otomatis berbunyi dengan instruksi melaksanakan apel pagi. Seketika itu seluruh siswa SD Integral Yaa Bunayya dengan penuh semangat segera mengkondisikan diri untuk berbaris rapi di halaman sekolah. Sesaat kemudian Kepala Sekolahpun mengambil posisi berdiri
menghadap barisan peserta apel. Tidak ketinggalan para asatidz juga ikut berbaris disisi belakang dari barisan siswa.
Apel pagi hari itu berjalan sangat hikmat. Terlebih ketika Ust. Umam menyampaikan wejangannya kepada seluruh peserta. Mereka tampak konsentrasi mendengakan apa yang disampaiakan kepala sekolahnya itu. Namun sesekali muncul celoteh anak kelas satu yang merespon wejangan itu dengan ungkapan-ungkapan yang lucu. Hal itu sudah sangat wajar dan maklum karena memang namanya anak-anak terlebih masih tingkat bawah.
Ketika wejangan kepala sekolah hampir sampai pada kalimat penutupan, konsentrasi peserta tersedot kearah dua siswi yang berpakaian seragam sekolah MTs, Dua siswi itu berjalan menuju ke ruang kelas SD melewati sisi samping halaman yang digunakan untuk apel pagi itu. Mereka berdua tidak lain adalah alumni SD Integral Yaa Bunaya yang sengaja datang karena diutus oleh sekolahnya untuk menyamapaian brosur PSB. Mereka adalah Risma dan Vanesa.
Meskipun berbeda angkatan, keduanya sangat akrab seperti saat masih belajar di SD dulu. Mereka adalah alumni yang sering datang ke SD untuk bertemu dengan ustadz-ustadzah dan adik kelasnya. Bahkan tidak jarang mereka dengan satu temannya lagi, Fitri, mengikuti kegiatan mabit setiap dua pekan sekali. Mereka ikut menginap di SD dan mengikuti agenda-agenda didalamnya.
Pada kesempatan pagi hari itu memang tidak seperti biasanya. Dia datang dengan memakai seragam sekolah dan pada saat jam belajar. Awalnya memang muncul pertanyaan, "Apa tidak sekolah?", "Apa ada perlu", dll. Namun setelah menyerahkan brosur yang mereka bawa terkait pendaftaran siswa batu sistem PMDK disekolahnya, pertanyaan penasaran yang sebelumnya hendak ditanyakan secara tidak langsung sudah terjawab.
Sebenarnya mereka mendapat izin dari sekolahnya hanya untuk mengantarkan brosur PSB saja. Namun, entah karena saking kangennya sama SD, sama adik-adik dan ustadzahnya, atau karena 'mungkin' ingin kembali belajar di SD, hee..., mereka terlihat berat untuk segera kembali ke sekolahnya, MTs. Mereka berkeliling, keluar masuk ruangan, dari kelas ke kelas dan sesekali sibuk dengan HP yang dipegangnya. Akhirnya agar lebih ada manfaatnya, Ust Yusuf meminta mereka berdua untuk mengisi kegiatan 'English Area' untuk kelas atas (4,5 & 6).
Ustadz dan ustadzah di SD Int. Yaa Bunayya berharap hal itu bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka. Mereka tetap merasa menjadi bagian dari SDnya dan selebihnya bisa memotivasi adik-adiknya. Dan yang paling utama ikatan silaturahim akan terus terpupuk. Siapapun Alumni SD Int. Yaa Bunayya akan selalu dinanti kehadirannya di SD tercinta.
Seluruh asatidz SD Int. Yaa Bunayya yakin, siapa saja alumni SD Int. Yaa Bunayya yang masih bisa menjaga tradisi yang telah terbangun selama sekolah dulu, dengan pertolongan Allah SWT mereka pasti akan menjadi orang yang SUKSES. InsyaAllah Dunia Akhirat. *ElFast_presdnt
menghadap barisan peserta apel. Tidak ketinggalan para asatidz juga ikut berbaris disisi belakang dari barisan siswa.
Apel pagi hari itu berjalan sangat hikmat. Terlebih ketika Ust. Umam menyampaikan wejangannya kepada seluruh peserta. Mereka tampak konsentrasi mendengakan apa yang disampaiakan kepala sekolahnya itu. Namun sesekali muncul celoteh anak kelas satu yang merespon wejangan itu dengan ungkapan-ungkapan yang lucu. Hal itu sudah sangat wajar dan maklum karena memang namanya anak-anak terlebih masih tingkat bawah.
Ketika wejangan kepala sekolah hampir sampai pada kalimat penutupan, konsentrasi peserta tersedot kearah dua siswi yang berpakaian seragam sekolah MTs, Dua siswi itu berjalan menuju ke ruang kelas SD melewati sisi samping halaman yang digunakan untuk apel pagi itu. Mereka berdua tidak lain adalah alumni SD Integral Yaa Bunaya yang sengaja datang karena diutus oleh sekolahnya untuk menyamapaian brosur PSB. Mereka adalah Risma dan Vanesa.
Meskipun berbeda angkatan, keduanya sangat akrab seperti saat masih belajar di SD dulu. Mereka adalah alumni yang sering datang ke SD untuk bertemu dengan ustadz-ustadzah dan adik kelasnya. Bahkan tidak jarang mereka dengan satu temannya lagi, Fitri, mengikuti kegiatan mabit setiap dua pekan sekali. Mereka ikut menginap di SD dan mengikuti agenda-agenda didalamnya.
Pada kesempatan pagi hari itu memang tidak seperti biasanya. Dia datang dengan memakai seragam sekolah dan pada saat jam belajar. Awalnya memang muncul pertanyaan, "Apa tidak sekolah?", "Apa ada perlu", dll. Namun setelah menyerahkan brosur yang mereka bawa terkait pendaftaran siswa batu sistem PMDK disekolahnya, pertanyaan penasaran yang sebelumnya hendak ditanyakan secara tidak langsung sudah terjawab.
Sebenarnya mereka mendapat izin dari sekolahnya hanya untuk mengantarkan brosur PSB saja. Namun, entah karena saking kangennya sama SD, sama adik-adik dan ustadzahnya, atau karena 'mungkin' ingin kembali belajar di SD, hee..., mereka terlihat berat untuk segera kembali ke sekolahnya, MTs. Mereka berkeliling, keluar masuk ruangan, dari kelas ke kelas dan sesekali sibuk dengan HP yang dipegangnya. Akhirnya agar lebih ada manfaatnya, Ust Yusuf meminta mereka berdua untuk mengisi kegiatan 'English Area' untuk kelas atas (4,5 & 6).
Ustadz dan ustadzah di SD Int. Yaa Bunayya berharap hal itu bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka. Mereka tetap merasa menjadi bagian dari SDnya dan selebihnya bisa memotivasi adik-adiknya. Dan yang paling utama ikatan silaturahim akan terus terpupuk. Siapapun Alumni SD Int. Yaa Bunayya akan selalu dinanti kehadirannya di SD tercinta.
Seluruh asatidz SD Int. Yaa Bunayya yakin, siapa saja alumni SD Int. Yaa Bunayya yang masih bisa menjaga tradisi yang telah terbangun selama sekolah dulu, dengan pertolongan Allah SWT mereka pasti akan menjadi orang yang SUKSES. InsyaAllah Dunia Akhirat. *ElFast_presdnt
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar